Jatim Newsroom- Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur menyatakan untuk saat ini tidak ada gula impor yang berbentuk rafinasi yang beredar atau masuk di Jatim.

Sebaliknya, jika itu terjadi khususnya di pabrik gula Kebun Tebu Mas (KTM) yang ada di Lamongan maka konsekuensinya pada hukum pidana. Pasalnya, dalam perjanjian disebutkan jika berdirinya KTM untuk menyerap tebu petani.

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Agus Maimun di DPRD Jatim, Jumat (19/8) menegaskan jika dalam perjalanannya ditemukan gula impor rafinasi (row sugar) di Pabrik Gula KTM, maka pasti akan dibawa ke ranah hukum. Mengingat, dalam perjanjian berdirinya pabrik gula KTM untuk menyerap petani tebu rakyat .

"Di provinsi sudah menjelaskan 300 ribu ton gula impor berupa raw sugar masuk Jatim digiling dan tidak terdeteksi. Karenanya dalam waktu dekat ini, Komisi B akan memanggil Dinas Perkebunan dan Disperindag untuk klarifikasi. Sebaliknya kalau ada bongkar muat impor di Tanjung Perak harusnya  terdeteksi oleh Pemprov Jatim. Apalagi gula termasuk barang-barang strategis," tegasnya.

Berdirinya KTM adalah untuk mejawab persoalan pertebuan di Jatim. Ini karena PTPN masih menjadi problem server bagi petani tebu. Dimana dalam melakukan perhitungan rendemen jauh dari transparan. Padahal diharapkan oleh petani khususnya soal rendemen berdasarkan perhitungan yang jelas. Namun hingga saat ini perhitungan masih bergantung subyektifitas.

"Karenanya dengan mesin baru itu KTM menjadi harapan bagi petani tebu. Dengan memiliki mesin berkapasitas 12 ribu TCD bagaimana dengan petani menyuplai tebu ke pabrik. Apakah konskuensi dengan mangambil tebu di lahan petani atau mencetak lahan tebu baru yang diharapkan selesai," paparnya. 

Terlepas dari itu pihaknya mengapresiasi  kontrol dari petani tebu yang sebelumnya merasa ada harapan baru, namun kenyataannya justru melakukan impor raw sugar. "Untuk itu akan dilakukan investigasi. Jika benar KTM Mendatangkan raw sugar, maka perusahaan KTM sudah siap ditutup," ujarnya

Meski disatu sisi dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) membolehkan untuk dilakukan impor gula guna mencoba mesin baru dan idle capacity maka diperbolehkan untuk menggiling raw sugar.

Sementara itu Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, gula impor di Jatim itu hanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman serta perusahaan rafinasi.  3 ribu ton gula impor yang dilaporkan masuk ke Jatim itu hanya transit untuk memenuhi kebutuhan Makassar. Ini sesuai data dan sudah berlangsung sejak lama.

Ia juga menegaskan bahwa PG KTM di Lamongan itu tidak boleh memasukkan gula mentah, karena dia harus giling tebu dari petani untuk memproduksi gula konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan industri rafinasi karena mesinnya bagus. "Pergubnya masih hidup tak boleh dilanggar,” tegasnya. (Pca)