Jatim Newsroom- Strategi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam hal proyek pembangunan infrastruktur patut ditiru daerah lain. Pasalnya, Jawa Timur merupakan provinsi pertama dalam yang mengembangkan skema pembiayaan pola Kontrak Kerjasama Pemerintah dan  Badan Usaha (KKPBU) dalam proyek pembangunan infrastruktur.

Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (MenPPN), Bambang PS Brodjonegoro di hadapan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra) pada “Konsultasi Regional Jabalnusra 2016”, di Surabaya, Rabu (10/8).

"Jawa Timur merupakan provinsi pertama yang memulai proyek infrastruktur dengan memakai sistem Proyek Publik Patnership dengan menggandeng badan usaha pada proyek air minum umbulan yang sudah sejak tahun 1972 tidak terealisasi," ujarnya.

Dengan suksesnya Jawa Timur dalam membangun proyek air minum umbulan dengan pola patnership badan usaha, hal itu menunjukkan bahwa tanpa mengandalkan APBN maupun APBD daerah bisa melaksanakan pembangunan. "Hal ini tergantung niat daerah, asal ada keinginan dan upaya untuk melakukan pembangunan, tanpa didukung APBN dan APBD pun bisa dilaksanakan," tambahnya.

Ia menambahkan, dengan Pola KKPBU ini bisa menjadi template untuk berbagai proyek infrastruktur lainnya seperti SPAM di daerah lain, listrik, jalan tol dan sebagainya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.

Selain dalam hal skema pembiayaan pembangunan proyek, menurut Menteri PPN yang patut ditiru dari Jawa Timur dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah bagaimana selalu menjaga citra positif daerah.

Ia mengungkapkan bahwa pemberitaan dan informasi dari Jawa Timur selalu positif.  Contohnya, pengembangan sektor pariwisata di Banyuwangi  yang mampu mengangkat perekonomian masyarakat miskin. “Tidak banyak daerah yang berfikir pariwisata, sebagian besar masih menunggu support dari APBN. Banyuwangi patut dijadikan contoh, dimana  para buruh batu belerang yang sangat berisiko dan minim penghasilan, oleh Pemkab Banyuwangi bisa dijadikan touris guide bagi wisatawan asal Perancis maupun Inggris,“ ujarnya .

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur H Soekarwo menyampaikan kondisi dan letak geografis Jawa Timur yang sangat menguntungkan di wilayah Indonesia Timur dan sangat mendukung kinerja ekonomi Jawa Timur pada semester I/2016.

Selain itu, Pakde Karwo juga menyampaikan beberapa paparan materi tentang kinerja perdagangan Jawa Timur yang mengalami surplus sebagai dampak dari peningkatan ekspor Jawa Timur.“Nilai ekspor perhiasan Jawa Timur dalam setahun bisa mencapai  Rp 44 Triliun. Oleh karena itu, emas dan perhiasan di Abu Dhabi tersebut berasal dari Jawa Timur,“ ujarnya.

Pemaparan Gubernur Jawa Timur soal kinerja ekonomi tersebut mendapat pujian juga dari Menteri PPN. “Jika Gubernur dan Bupati seperti Gubernur Jawa Timur, ekonomi Indonesia akan maju, karena Pak Gub menyampaikan pemaparan dengan esensi  untuk ke depan,“ ujarnya. (mad)