Jatim Newsroom – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kadis Kominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin, siap membangun sinergi dengan Gerakan Peradaban Indonesia (GPI). Hal ini disampaikannya saat menerima audiensi GPI di kantornya Lt.2 R. Argopuro, Dinas Kominfo Jatim, Surabaya, Senin (19/6/2023). 

Audiensi GPI dengan Kadis Kominfo Jatim ini membahas terkait rencana momentum Sumpah Peradaban Indonesia yang akan digelar GPI mendatang. GPI sendiri, adalah suatu gerakan dengan tujuanmembangun peradaban Indonesia yang mulai tergerus arus zaman agar tetap lestari, sehingga identitas maupun peradaban bangsa Indonesia dapat terjaga dengan baik. 

“Kami siap bersinergi dan kolaborasi dengan Gerakan Peradaban Indonesia atau GPI yang memiliki tujuan sangat mulia dalam menjaga peradaban Indonesia,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Sherlita menyampaikan, salah satu program Dinas Kominfo Jatim yang dapat dikerja samakan ialah Klink Hoaks. “Kami punya Klinik Hoaks, yang menjadi salah satu kerja sama yang bisa direncanakan dalam rangka mengantisipasi berita hoaks yang beredar di masyarakat selain diseminasi informasi. Nanti akan kami beri akses ke GPI,” terang Sherlita. 

Ketua Umum GPI, Achmad Zaini, mengatakan, melalui audiensi ini bentuk sinergi yang pihaknya harapkan kepada Dinas Kominfo Jatim adalah terkait penyampaian atau sosialisasi kepada masyarakat perihal momentum Sumpah Peradaban Indonesia nanti. 

“Kami ingin bersama-sama dengan Kominfo Jatim agar gerakan peradaban ini bisa diketahui masyarakat banyak di Jawa Timur maupun Indonesia. Nanti, InsyaAllah pada November tahun 2023 ini bersamaan dengan Hari Pahlawan, akan ada gerakan Sumpah Peradaban di Tugu Pahlawan Surabaya yang akan dihadiri oleh Presiden dan seluruh Menteri yang ada di Jakarta,” ungkapnya. 

Melalui momentum Sumpah Peradaban Indonesia nanti, Achmad Zaini berharap, pihaknya ingin membangun dan melestarikan peradaban Indonesia.

“Dengan memperkenalkan khususnya kepada generasi muda maupun anak-anak kecil yang masih belum tahu apa itu peradaban Indonesia. Jadi bagaimana kita melestarikan peradaban Indonesia, yang berbeda dengan peradaban lain. Supaya lebih tinggi, tidak merendah demi menuju peradaban yang lebih baik,” kata Achmad Zaini. (vin/s)