Jatim Newsroom - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim menggelar kegiatan bimbingan teknis managemen bagi tenaga kerja mandiri 2021 yang berlangsung selama dua hari, yaitu 22-23 Maret di Malang.

 

Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo, Senin (22/3/2021) malam dalam pembukaannya mengatakan, akibat pandemi covid-19, dampak di sektor ketenagakerjaan sangat luar biasa terutama pekerja yang dirumahkan atau terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang gagal diberangkatkan.

 

Sesuai data yang dilaporkan, jumlah pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan sebanyak 41.384 dari 767 perusahaan. Sedangkan PMI yang gagal berangkat sebanyak 10.398 orang.

 

“Itulah yang menjadi tugas bersama, dan sampai dengan saat ini masalah ketenagakerjaan secara umum masih didominasi oleh tingginya angka pengangguran, terutama jumlah penganggur terdidik yang terus bertambah, sementara secara umum kualitas pencari kerja usia muda masih rendah,” ujar Himawan.

 

Data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim, sebagaimana dirilis dalam berita resmi statistik oleh badan pusat statistik (bps) provinsi jawa timur per agustus 2020 sebesar 5,84%, atau setara dengan jumlah pengangguran sebesar 1,3 juta orang. dari 5,85% TPT tersebut dilihat dari tingkat pendidikan SMK yang paling tinggi yaitu 11,89%.

 

Salah satu upaya untuk membantu angkatan kerja, khususnya bagi penggangguran, setengah penganggur, pencaker serta angkatan baru yang bersifat sementara, yaitu dengan memperluas kesempatan kerja.

 

Menurut Himawan, hal ini dilakukan dengan membuka peluang untuk berwirausaha. Di era revolusi industri 4.0 saat ini juga banyak peluang-peluang kerja yang baru khususnya bagi anak-anak millenial, karena dengan berwirausaha akan dapat mengurangi penggangguran dan diharapkan  dapat menyerap tenaga kerja.

 

Himawan Estu Bagijo menjelaskan seorang wirausaha tidak hanya dituntut untuk bisa menjalankan usahanya saja, tetapi harus ditunjang dengan kemampuan dalam pengelolaan manajemen usaha yang  baik dan benar, seorang wirausaha dinyatakan berhasil ketika dalam mengelola usahanya dapat menerapkan sistem manajemen yang baik dan efisien.

 

 “Manajemen yang tidak tepat dalam pengelolaannya akan menimbulkan masalah, baik dalam proses produksi, pemasaran sampai pada proses pencatatan keuangan dan hal ini dapat mengakibatkan usaha yang dijalankan tidak berkembang dan bahkan mengalami kerugian,” terangnya.

 

Untuk itu, kata Himawan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan bimbingan manajemen bagi tenaga kerja mandiri 2021. Peserta akan mendapatkan ilmu manajemen yang diperlukan pelaku usaha mikro misalnya ilmu tentang perencanaan produksi, keuangan, dan pemasaran.

 

Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnakertrans Jatim, Sunarya, mengatakan bimbingan manajemen bagi tenaga kerja mandiri adalah untuk meningkatkan ketrampilan dan kemandirian dalam manajemen usaha agar efisien.

 

Adapun peserta yang mengikuti kegiatan bimbingan manajeman bagi tenaga kerja mandiri sebanyak 50 orang, dari 10 kabupaten/kota yang masing - masing kab/kota mengirimkan 5 orang peserta, yaitu dari kab. Pasuruan, kab. Malang, kab. Nganjuk, kab. Mojokerto, kab. Jombang, kab. Trenggalek, kab. Kediri, kab. Pamekasan, dan kota Probolinggo, serta kota Blitar. (her/s)