Jatim Newsroom– Untuk peningkatan produksi bawang merah lokal, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan impor bibit dari luar negeri. Impor dilakukan dari Vietnam dan Filipina melalui Perum Bulog. Kini, bibit bawang merah impor yang mulai terealisasi sudah mulai digelontorkan ke berbagai daerah sentra bawang merah dengan harga yang murah.

“Kami sebarkan bibit bawang merah langsung ke petani seharga Rp 30 ribu per kg. Harga itu di bawah harga benih bawang lokal yang sebesar Rp 45 ribu per kg. Kami  telah mendistribusikan ke sejumlah sentra di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dan Mataram, Nusa Tenggara Barat,” kata Kepala Divisi Penjualan Perum Bulog, Ermin Tora, Kamis (18/8).

Ia menjelaskan, pihaknya mendapatkan alokasi impor benih sebanyak 1.500 ton dengan rincian 1.000 ton dari Vietnam dan 500 Ton dari Filipina. Batas waktu impor dimulai sejak awal Juni 2016 hingga Oktober 2016. Saat ini, realisasi sudah mencapai 900 ton yang sudah dilakukan dan terdistribusi ke berbagai daerah.

Saat ini, Provinsi Jawa Tengah masih menjadi penyumbang terbesar produksi bawang merah dalam negeri selama periode 2011-2015. Jika pada 2011 menghasilkan 372.256 ton (41,68 persen dari total produksi), maka di tahun 2015 lalu menyumbang 471.691 ton (38,20 persen). Dalam lima tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kemtan), produksinya tumbuh 26,71 persen. Rata-rata produksinya mencapai 432.918 ton.

Jawa Timur ada di posisi kedua. Tahun 2011 berhasil memproduksi 198.388 ton (22,21 persen), maka di tahun 2015 lalu menjadi 278.027 ton (22,52 persen). Dalam kurun waktu lima tahun pertumbuhannya capai 40,14 persen. Selama lima tahun terakhir, produksi bawang merah dalam negeri mengalami pertumbuhan 38,25 persen. Dari 893.124 ton di tahun 2011 menjadi 1,23 juta ton di akhir tahun 2015. (afr)