Ia merinci, untuk 110 paspor PMI Jatim, yakni dari Kab Bkitar 28 orang, Pamekasan satu orang, Jombang satu orang, dan Banyuwangi tiga orang. Dari Ponorogo 17 orang, Kota Blitar satu orang, Bangkalan dua orang, dan Tulungagung enam orang. 

 

Dari Lamongan satu orang,  Situbondo satu orang, Gresik dua orang, Kab Kediri enam orang, Kota Batu satu orang, Kota Malang dua orang, Kab Mojokerto satu orang, Surabaya dua orang dan Kab Madiun 18 orang. Sedangkan dua pasor PMI inisial RS asal Pasuruan dan PR asal Tulungagung diserahkan pada pihak KKP karena hasil swabnya positif dan harus menjalani isolasi. 

 

Ia menambahkan, paspor tersisa dan belum diambil karena belum keluar notif hasil swab sejumlah 20 orang. Diantaranya dari Bangkalan 17 orang, Pamekasan, Surabaya, dan Lumajang masing-masing satu orang. 

 

Sementara pihak Pemkab atau Pemkot yang belum ambil paspor PMI walaupun notif hasil swab sudah keluar dam dinyatakan negatif tercatat 30 paspor. Rinciannya, tiga paspor PMI asal Sumenep, satu asal Kab Pasuruan, dua asal Bojonegoro, ebam asal Magetan, dua asal Trenggalek, dua asal Nganjuk, 13 asal Jember, dan satu asal Kota Madiun. 

 

Usai penyeraham paspor, selanjutnya penjemputan PMI dilakukan menggunakan kendaraan mobil dan bus yang dikoordinasikan oleh BPBD dan Dishub Kab/Kota.  Selanjutnya, para PMI tersebut akan menjalani karantina lanjutan selama tiga hari di masing-masing daerah asalnya. 

 

Dari pantauan JNR, para PMI yang kembali ke daerah asalnya itu didaftar ulang untuk dipastikan identitas dan daerah asalnya. Pendataan ulang itu dilakukan sebelum tiap PMI masuk ke dalam kendaraan penjemputan. Proses pemulangan juga dibantu oleh Tim Trenggana Satpol PP Provinsi Jatim serta TNI. (afr/n)