Jatim Tetap Jadi Andalan Produksi Padi Nasional

  • 1318 view

Jatim Newsroom Dalam skala nasional, Jawa Timur hingga kini masih tetap menjadi andalan produksi padi. Provinsi yang dikenal sebagai lumbung pangan nasional tersebut, tahun 2016 mendatang tetap ditargetkan mampu memproduksi padi tertinggi nasional hingga mencapai 6,36 juta ton gabah kering giling (GKG).

“Jawa Timur ini masih menjadi andalan utama untuk produksi padi tahun 2016 yang ditargetkan sebesar 6,36 juta ton,” kata Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Nandang Sunandar, Jumat (4/12).

Selain Jatim, kata dia, yang menjadi tumpuan produksi padi nasional, yakni Jawa Tengah sebesar 3,32 juta ton, Lampung 2,04 juta ton, Sulawesi Selatan 1,69 juta ton, Sumatera Utara 1,2 juta ton, dan Jawa Barat 1,15 juta ton.

Untuk total akumulasi secara nasional, pihaknya menargetkan produksi padi tahun 2016 yakni sebesar 80,29 juta ton GKG. Target tersebut meningkat atau jauh lebih tinggi daripada target tahun 2015 yakni sebesar 76 juta ton GKG.

Kendati target meningkat, ia mengaku optimistis target tersebut tercapai. “Kami telah berupaya mengembangkan lahan areal pertanian dan peningkatan produksi. Bantuan bibit serta alat-alat pertanian juga telah kami bagikan kepada petani sebagai upaya peningkatan produksi padi,” ujarnya.

Untuk mencapai target produksi tersebut, ia juga mendorong peningkatan produktivitas padi. Luas panen rencananya juga akan ditambah dari 14,35 juta ha 2015 menjadi 14,8 juta ha pada 2016. Demikian juga dengan luas tanam akan ditingkatkan dari 15,1 juta ha pada 2015 menjadi 15,4 juta ha pada 2016.

Ia juga menargetkan perkalian GKG ini naik dari biasanya 56% yang jadi beras, dia targetkan tahun depan naik jadi 57% akan jadi beras. Dengan estimasi itu, maka produksi beras tahun depan ditargetkan bisa mencapai 45,76 juta ton. "Diprediksi akan ada surplus tahun depan 12,5 juta ton," tuturnya.

Sementara strategi lain yang digunakan Kemtan untuk mendongkrak produksi padi, yakni pengangkatan penyuluh menjadi PNS didasarkan pada pencapaian kinerja di lapangan. ”Kami optimistis akan terjadi kompetisi di lapangan di antara para penyuluh untuk meningkatkan produksi di wilayah mereka sendiri. Kalau selama ini penyuluh diangkat menjadi PNS berdasarkan tes tertulis, mulai tahun depan penyuluh diangkat menjadi PNS berdasarkan penilaian kinerja di lapangan sebagai indikator utama,” tukasnya. (afr)



Berita Terkait
Indeks SPBE Capai 3,62, Pemprov Jatim Terus Geliatkan Pelayanan Publik yang Cepat, Efisien, Berbasis Digital
Indeks SPBE Capai 3,62, Pemprov Jatim Terus Geliatkan Pelayanan Publik yang Cepat, Efisien, Berbasis Digital

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Gubernur Khofifah Apresiasi Gudang Biomassa PT Ajinomoto dan Dorong Percepatan Transisi Energi
Gubernur Khofifah Apresiasi Gudang Biomassa PT Ajinomoto dan Dorong Percepatan Transisi Energi

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Kendalikan Inflasi, Gubernur Khofifah Terus Gelar Pasar Murah di Berbagai Daerah
Kendalikan Inflasi, Gubernur Khofifah Terus Gelar Pasar Murah di Berbagai Daerah

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Sepanjang 2021-2023, Angka Kecelakaan Kerja di Jatim Menurun
Sepanjang 2021-2023, Angka Kecelakaan Kerja di Jatim Menurun

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Gubernur Khofifah Apresiasi Upaya Hilirisasi Petani Mangrove
Gubernur Khofifah Apresiasi Upaya Hilirisasi Petani Mangrove

03 November 2023
#Khofifah Indar Parawansa,Gubernur Jawa Timur,Festival Mangrove Jatim

Selengkapnya