Drench Lazuardi Inovasi Pertama di Dunia Karya Guru Besar Unair

  • 124788 view
  • unair

Jatim Newsroom, Bagi manusia meminum obat dengan cara yang baik dan benar menjadi kunci agar obat tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Ternyata hal ini sama dengan yang terjadi kepada hewan. Hal ini yang membuat Prof Dr Mochammad Lazuardi drh MSi guru besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) menciptakan sebuah inovasi terbaru.

Kelompok hewan besar terbagi atas dua yaitu hewan buas serta hewan ternak. Hewan-hewan ini memiliki keterbatasan dalam mengkonsumsi obat-obatan. Sementara itu obat terdiri dari berbagai macam sediaan seperti sirup, suspensi, dan lainnya. “Sediaan bentuk suspensi membutuhkan cairan untuk melarutkan obatnya,” katanya, di Surabaya, Kamis(2/2/2023).

Obat yang masuk ke tubuh hewan harus dipastikan masuk hingga ke lambung. Apabila obat yang diberikan tidak berhasil mencapai lambung, maka akan mempengaruhi khasiat obat. “Obat yang masuk melalui mulut harus sampai ke lambung. Tapi setiap obat punya karakteristik berbeda. Dampaknya jika obat tidak masuk ke lambung maka khasiat obat itu akan berkurang,” tutur Prof Lazuardi.

“Memberi obat kepada hewan itu tidak mudah. Meski ada hewan yang mudah dikendalikan tapi bisa saja hewan itu memainkan lidahnya maka obat bisa saja masuk ke dalam paru-paru bukan lambung,” imbuhnya. Permasalahan ini yang membuat Prof Lazuardi menciptakan drench penakar obat minum hewan besar yang diberi nama Drench Lazuardi.

Manfaat Inovasi

Inovasi yang diciptakan Prof Lazuardi ini bertujuan untuk memudahkan dalam pemberian obat. “Tujuan saya membuat inovasi ini adalah untuk pemilik hewan atau penjaga kendang lebih mudah memberikan obat kepada hewan dan tepat sampai ke lambung,” terangnya.

Uniknya, inovasi ini tidak hanya membantu pengguna untuk memberikan obat tapi juga melakukan pencampuran obat seperti sediaan suspensi dengan cairan agar tercampur dengan baik. “Sukses itu berkaitan dengan bentuk sediaannya kalau suspensi maka harus dikocok agar tercampur cairan dengan baik,” paparnya.

Inovasi yang telah mengantongi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) itu menggunakan konsep gaya sentripetal dan sentrifugal untuk membantu melarutkan obat. Alat yang diciptakan ini berkapasitas 750cc, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna.

Inovasi ini ternyata tidak hanya bermanfaat bagi hewan atau pemiliknya saja namun manusia turut memperoleh dampaknya. “Obat yang masuk ke tubuh hewan itu berdampak bagi manusia yang mengkonsumsinya. Dengan alat ini maka ada jaminan bahwa obat yang diminum hewan tepat menuju lambung sehingga manusia yang mengkonsumsi daging, susu, hingga telur terhindar dari residu,” jelasnya.

Drench Lazuardi ini menjadi inovasi pertama di dunia dan sedang dipersiapkan untuk dipasarkan tidak hanya secara nasional tapi global. “Inovasi ini nantinya akan beredar di Indonesia atau Asia Tenggara. Jadi obat-obatan hewan yang beredar di daerah ini kemasan sekunder obatnya akan disertai dengan drench,” terangnya.

Pengembangan inovasi akan terus dilakukan oleh Prof Lazuardi. Nantinya drench akan disertai dengan penutup khusus. “Jika memberikan obat di tempat terbuka atau kondisi polusi tinggi seperti kota besar maka obat berisiko menyerap udara yang kotor. Penutup akan bersifat kedap atau hampa yang nantinya akan bermanfaat untuk membersihkan kuman,” pungkasnya. (mad)



Berita Terkait
Gubernur Khofifah Terima Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Ekonomi dari Unair
Gubernur Khofifah Terima Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Ekonomi dari Unair

17 Oktober 2023
#unair,gubernur khofifah

Selengkapnya
Program Studi FEB UNAIR Terbaik di Indonesia
Program Studi FEB UNAIR Terbaik di Indonesia

29 Maret 2023
#unair,airlangga

Selengkapnya
Mahasiswa Unair Sabet Tiga Medali The Champion JKC Cup Jawa Timur
Mahasiswa Unair Sabet Tiga Medali The Champion JKC Cup Jawa Timur

28 Maret 2023
#unair,airlangga,The Champion JKC Cup Jawa Timur

Selengkapnya
Penuhi Syarat Golden Ticket, Camaba Bisa Masuk Unair Tanpa Tes
Penuhi Syarat Golden Ticket, Camaba Bisa Masuk Unair Tanpa Tes

03 Februari 2023
#unair

Selengkapnya
Doktor Muda Unair Temukan Vaksin Covid-19 Halal Berbasis Dendritik
Doktor Muda Unair Temukan Vaksin Covid-19 Halal Berbasis Dendritik

03 Februari 2023
#unair

Selengkapnya