Disbudpar Jatim Fasilitasi Wayang Krucil Kediri Tampil Saat Hari Wayang Sedunia di Bali

  • 2394 view
  • Kadisbudpar Prov Jatim,Disbudpar Jatim

Jatim Newsroom - Perserikatan Wayang Internasional atau Union Internationale de la Marrionnette (Unima) Indonesia Jatim, menggelar Festival Wayang Internasional di Bali. Acara digelar dalam rangka merayakan Hari Wayang Sedunia selama lima hari mulai 26-30 April 2023. 

Dalam rangka memeriahkan festival tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melalui Disbudpar Jatim memfasilitasi penampilan Wayang Krucil Kediri. Grup dari Padepokan Cipto Mudho Laras yang terpilih dan tampil tanggal 28 April 2023 di Taman Kota Denpasar. 

"Alhamdulillah, Padepokan Cipto Mudho Laras bisa tampil di Festival Wayang Internasional di Bali. Ini menjadi pencapaian luar biasa setelah Wayang Krucil pada Januari 2023 mendapatkan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) melalui Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional dari Kemenkumham RI sebagai budaya asli Kediri," jelas Gubernur Khofifah melalui Kadisbudpar Jatim, Hudiyono, Jumat (28/4/2023). 

Usai mendapatkan HAKI, kata dia, Wayang Krucil sudah saatnya semakin masif dipentaskan sebagai budaya yang mencirikhaskan Kabupaten Kediri. Harapannya, pertunjukan bsebagai upaya melestarikan budaya juga untuk menarik wisatawan agar semakin banyak yang datang ke Kediri. 

Ia menjelaskan, Wayang Krucil memang hanya ada di Kediri dan ceritanya yang asli hanya fokus di Cerita Pandji. Untuk penampilan di Festival Wayang Internasional, kata dia, lakon yang akan dibawakan Padepokan Cipto Mudho Laras berjudul Panji Semirang oleh Dalang Ki Harjito Mudho Darsono. Antusiasme penonton juga cukup tinggi menyaksikan Wayang Krucil. 

Lakon ini menceritakan tentang pencarian seorang Panji Inu Kertapati, pangeran dari Kerajaan Kahuripan. Mengelana guna mendapatkan tambatan hati yang kian lama tak bersua, yakni Galuh Candra Kirana. Pencarian Inu Kertapati seketika pupus, ketika Sang Pujaan hati, tak diketemukan di pelabuhan cintanya di tepi bengawan kerajaan Daha. Lika-liku Inu Kertapati dimulai di ujung dermaga Daha, hatinya tak tergoyahkan meskipun Galuh Ajeng tak henti-hentinya merayu dan membujuk, tetapi hakikat dari sebuah cinta adalah kesejatian dari seribu penantian di dalam pengelanaan. 

Bumi Kadiri semakin menjingga ketika banyak raja yang juga berniat untuk menaklukan hati Galuh Candra Kirana. Kesungguhan hati Inu Kertapati bertabrakan dengan seribu raja tersebut. Entah dimana jawaban merahnya langit Kadiri kala itu, Candra Kirana masih mendekap di relung sudut tak bertepi di kraton Kadiri. 

Ketegangan pun tiba ketika Inu Kertapati bertemu dengan sosok Panji Semirang. Keduanya seakan mencari kemenangan, meski masih buta apa yang sebenarnya mereka menangkan. Abdi Inu Kertapati yang bernama Bancak dan Doyok melerai pertikaian antara keduanya, seraya mengingatkan jika selama ini yang tidak ada itu ada, dia di depan mata. Seketika berubahlah Panji Semirang ke wujud semula yakni Galuh Candra Kirana. Kembalilah suci, cinta Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji.(red)



Berita Terkait
Kadisbudpar Kukuhkan Taruna Budaya Jawa Timur 2023
Kadisbudpar Kukuhkan Taruna Budaya Jawa Timur 2023

21 Juni 2023
#Kadisbudpar Prov Jatim,Disbudpar Jatim,Taruna Budaya Jawa Timur

Selengkapnya
1000 Seniman dan 240 Juru Pelihara Cagar Budaya Terima Apresisasi dari Gubernur Khofifah
1000 Seniman dan 240 Juru Pelihara Cagar Budaya Terima Apresisasi dari Gubernur Khofifah

11 April 2023
#gubernur khofifah,Kadisbudpar Prov Jatim,Disbudpar Jatim

Selengkapnya
Disbudpar Ajak Masyarakat Habiskan Liburan Lebaran di Jatim
Disbudpar Ajak Masyarakat Habiskan Liburan Lebaran di Jatim

11 April 2023
#Jawa Timur,Kadisbudpar Prov Jatim,Disbudpar Jatim

Selengkapnya