Dampak La Nina, Nelayan Pantai Selatan Jawa Panen Tuna

  • 1110 view

Jatim Newsroom- Badai La Nina yang menurut ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika(BMKG) berlangsung Juli-September, memberikan dampak dan peluang positif bagi nelayan, petani padi, jagung dan juga nelayan tuna di pantai Selatan Malang. Sebab akan tercipta kondisi basah di awal musimakibat fenomena iklim itu. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso  Hartantomengatakan, La Nina berpeluang terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September. Kemungkinan berlanjutsampai bulan berikutnya (Oktober-Desember). ”Prediksi SST (Sea Surface Temperature) di Pasifik Timur semakin dingin dan Indonesia akan dapat pasokanuap air lebih banyak. Terutama Indonesia bagian timur dan tengah. Artinya curah hujan meningkat padabulan September sampai Desember," jelas Hartanto, Rabu (27/6) Kondisi tersebut, juga akan memberikan dampak positif pada nelayan terutama jenis ikan tuna. ”Suhu muka laut Indonesia yang hangat cukup kondusif untuk panen tuna," katanya. Berdasarkan prediksi BMKG, pada Juli-Agustus curah hujan di Jawa Timur ada pada pada titik terendah. Yaitu sebagian besar wilayah Jawa Timur curah hujan di bawah 20 mm per bulan. Sedangkan mulai September La Nina menguat, dan curah hujan di atas normal. ”Hal itu bukan berarti ada potensi banjir dan hal negatif lainnya. Karena peningkatan kondisi curah hujan tersebut belum punya dampak yang ekstrim," katanya. Ia menghimbau warga untuk tetap waspada terutama pada pergeseran awal musim kemarau memasuki peralihan hujan. Sebab kondisi tersebut berpotensi hujan deras, petir, bahkan angin kencang yang sifatnya merusak. Juga kemungkinan puting beliung. Di sisi lain, petani garam, tembakau, dan cabai juga terancam gagal panen dan rentan hama penyakit. Termasuk marak penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang, Jawa Timur, mencatat hasil tangkapan ikan laut di wilayah selatan mencapai 11.500 ton. Itu terhitung selama Januari-Desember 2015. Angka tersebut meningkat 3,8 persen dibandingkan dengan 2014 yang  mencapai11.077 ton. Produktivitas tangkapan masih bisa dioptimalkan. Sebab, potensi perikanan di pesisir pantai laut selatan Kabupaten Malang cukup besar, yakni mencapai 404 ribu ton per tahun. Dari potensi yang ada, masih sangat jauh, bahkan potensi hasil tangkapan kurang dari 3 persen. Minimnya hasil tangkapan jika dibandingkan dengan potensi yang ada tersebut disebabkan berbagai hal, termasuk peralatan. Selain peralatan tangkap, hambatan lainnya adalah keberadaan kapal nelayan yang rata-rata kapal kecil. Akibatnya, sarana ini tidak sanggup mengeruk potensi di kawasan zona eksklusif ekonomi (ZEE). Faktor lainnya, seperti alam, yakni gelombang laut yang cukup tinggi mulai November hingga Maret, juga menjadi kendala. (jal)



Berita Terkait
Indeks SPBE Capai 3,62, Pemprov Jatim Terus Geliatkan Pelayanan Publik yang Cepat, Efisien, Berbasis Digital
Indeks SPBE Capai 3,62, Pemprov Jatim Terus Geliatkan Pelayanan Publik yang Cepat, Efisien, Berbasis Digital

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Gubernur Khofifah Apresiasi Gudang Biomassa PT Ajinomoto dan Dorong Percepatan Transisi Energi
Gubernur Khofifah Apresiasi Gudang Biomassa PT Ajinomoto dan Dorong Percepatan Transisi Energi

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Kendalikan Inflasi, Gubernur Khofifah Terus Gelar Pasar Murah di Berbagai Daerah
Kendalikan Inflasi, Gubernur Khofifah Terus Gelar Pasar Murah di Berbagai Daerah

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Sepanjang 2021-2023, Angka Kecelakaan Kerja di Jatim Menurun
Sepanjang 2021-2023, Angka Kecelakaan Kerja di Jatim Menurun

15 Januari 2024
#gubernurjawatimur,khofifahindarparawansa,

Selengkapnya
Gubernur Khofifah Apresiasi Upaya Hilirisasi Petani Mangrove
Gubernur Khofifah Apresiasi Upaya Hilirisasi Petani Mangrove

03 November 2023
#Khofifah Indar Parawansa,Gubernur Jawa Timur,Festival Mangrove Jatim

Selengkapnya