BKKBN Jatim Sosialisasi Turunkan Stunting di Situbondo

  • 565205 view
  • BKKBN

Jatim Newsroom - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur menyosialisasikan Promosi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK/sejak saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun), melalui Internalisasi pengasuhan balita. Kegiatan dalam rangka penurunan stunting ini berlangsung di Puskesmas Panarukan Kabupaten Situbondo, Senin (11/10/2022).

Kegiatan dihadiri oleh Sub Koordinator Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (PEK) Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) Perwakilan BKKBN Jatim, Yuni Dwi Tjadikijanto, Penyuluh KB dan Perwakilan PKK Kecamatan di wilayah Kabupaten Situbondo, serta kader Center of Excellence (CoE) Kader Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencan Kabupaten Situbondo, M. Nur Hidayat.

Dalam kegiatan kali ini, Perwakilan BKKBN Jawa Timur melakukan dukungan dan fasilitasi dalam menurunkan angka Stunting dengan memberikan dukungan dan fasilitasi ke 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan pemasangan stiker yang berisi pesan 1000 HPK di rumah keluarga sasaran.

Hal ini juga bertujuan untuk mendukung proyek prioritas nasional dalam penurunan stunting yang lebih masif, serta pencapaian target proyek prioritas nasional promosi KIE 1000 HPK sejumlah 1.474.500 keluarga ibu hamil, keluarga baduta dan keluarga balita.

Sub Koordinator PEK Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yuni Dwi Tjadikijanto, dalam sambutannya menyampaikan, masalah Stunting disebabkan oleh faktor multidimensional, tidak hanya masalah gizi salah satunya adalah pengasuhan di masa 1000 HPK. Untuk itu perlu kerjasama semua pihak untuk menangani masalah Stunting. Di Tahun 2045 kita punya visi untuk mencetak generasi emas, yaitu generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

“Bicara stunting, yang harus diperhatikan adalah golden period di masa 1000 HPK. Kita harus benar-benar memperhatikannya. Jika terlambat, genereasi bangsa akan kalah bersaing dengan negara-negara lain. Target tahun ini adalah 1.474.500 yang harus menerima sosialisasi 1000 hpk salah satunya dengan pemasangan stiker pada sasaran keluarga Ibu Hamil, Keluarga Baduta, dan Keluarga yang memiliki Balita," terang Yuni.

Dikatakannya, dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dukungan kerjasama berbagai pihak, baik itu dari perangkat daerah KB, Penyuluh KB, TPK serta dari seluruh kader poktan BKB, BKR, BKL dan UPPKA.

Dengan demikian melalui kegiatan internalisasi pengasuhan balita di berbagai tingkatan wilayah sampai desa diharapkan mampu sebagai kanal penyebarluasan informasi tentang pentingnya 1000 HPK.

Yuni juga menambahkan, bagi TPK yang memasang stiker, diharapkan juga mempunyai data dan melaporkanya supaya suatu saat ketika ada permintaan data mengenai keluarga ibu hamil, baduta dan balita kita sudah memiliki.

Sementara,  Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencan Kabupaten Situbondo, Nur Hidayat, menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahan yang baik mengenai pola pengasuhan di usia emas (1000 HPK). BKKBN mendukung penuh kegiatan Stunting melalui kelompok BKB dan hari ini dilaksanakan dalam bentuk Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Penurunan Stunting kepada masyarakat dengan sasaran Keluarga Ibu Hamil, Baduta, dan Balita dan di tandai dengan pemasangan stiker.

Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh perangkat daerah KB dan Penyuluh KB yang telah mengikuti pertemuan di tingkat Provinsi. Di akhir kegiatan, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut sebagai peta pelaksanaan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di masing-masing kecamatan hingga desa.

Dengan strategi yang terus digencarkan oleh BKKBN, diharapkan dapat mencapai Angka prevalensi ditargetkan sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 yaitu dapat duturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024.(her/s) 



Berita Terkait
BKKBN Jatim Sabet Juara 1 BKR Percontohan Tingkat Nasional
BKKBN Jatim Sabet Juara 1 BKR Percontohan Tingkat Nasional

31 Oktober 2023
#bkkbn

Selengkapnya
15 Remaja Jatim Ikuti Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja 2023
15 Remaja Jatim Ikuti Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja 2023

31 Oktober 2023
#bkkbn

Selengkapnya
KI Jawa Timur Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik BKKBN Jatim
KI Jawa Timur Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik BKKBN Jatim

21 Oktober 2023
#bkkbn

Selengkapnya
BKKBN Jatim Gelar Kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di Bojonegoro
BKKBN Jatim Gelar Kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di Bojonegoro

17 Oktober 2023
#bkkbn

Selengkapnya
BKKBN Jatim Siapkan Lansia Tangguh dan Bermartabat
BKKBN Jatim Siapkan Lansia Tangguh dan Bermartabat

29 September 2023
#bkkbn

Selengkapnya